Keberadaan dan perkembangan kota Pekanbaru tak akan terlepas dari sejarah panjang Kerajaan Siak. Sehingga, jika berkunjung ke ibu kota Provinsi Riau, kita pun masih akan menemukan jejak-jejak peninggalan dari kerajaan bercorak Melayu Islam tersebut.
Hal ini dikarenakan Sultan Siak ke IV yaitu Sultan Abdul Djalil Alamuddin Syah, sempat memindahkan pusat pemerintahannya dari Mempura ke Bandar Senapelan sebuah kampung ditepi sungai Siak yang merupakan cikal bakal dari kota Pekanbaru saat ini. Dan tidak hanya di Pekanbaru, jejak-jejak sejarah ini pun akan semakin banyak kita jumpai jika kita berkunjung ke Kabupaten Siak, tempat dimana saat ini Istana Siak berdiri.
Membutuhkan waktu kurang lebih tiga hingga empat jam untuk mencapai kota Siak dari Pekanbaru bila kita menggunakan kendaraan roda empat. Kamu bisa menggunakan mobil sewa ataupun travel yang tidak sulit didapat. Sesampainya di Siak, kamu bisa menikmati banyak tempat wisata sejarah terutama di sekitar kompleks istana. Dan jika kamu mampir ke Istana Siak, maka jangan lewatkan untuk mengunjungi Istana Peraduan Sultan Siak yang berdiri persis di sebelah istana.

Peraduan bermakna tempat beristirahat dalam bahasa Melayu, sehingga istana peraduan bisa dikatakan sebagai rumah Sultan beristirahat. Di tempat ini jugalah Sultan tinggal setelah tidak lagi bertahta. Bangunan dengan sentuhan arsitektur masa kolonial ini juga disebut sebagai istana limas karena bentuk atapnya dan sempat menjadi tempat tinggal Sultan Siak ke XI dan XII.
Dengan status sebagai bangunan cagar budaya, sayang rasanya jika banyak orang yang tidak mengenal keberadaan istana ini.
Istana Peraduan Mengalami Pemugaran
Baru-baru ini, istana ini baru saja selesai mengalami pemugaran. Hal ini tentunya dalam rangka pemeliharaan bangunan yang sudah mendapatkan Status Cagar Budaya agar tetap lestari dan bertahan lebih lama lagi. PT Riau Andalan Pulp and Paper, perusahaan penghasil pulp dan kertas yang berbasis di Pangkalan Kerinci, Provinsi turut membantu pendanaan pemugaran tempat bersejarah ini. Hal ini sejalan dengan komitmen perusahaan untuk tumbuh bersama dan berkembang dengan masyarakat, dalam hal ini ikut melestarikan sejarah dan budaya di Bumi Lancang Kuning sekaligus menggerakkan pariwisata dan ekonomi kerakyatan di Provinsi Riau.
Meskipun dilakukan pemugaran, tidak banyak yang diubah dari fasad bangunan sebelumnya. Hal ini tentunya untuk menjaga nilai-nilai sejarah yang dimiliki oleh bangunan ini.
Pemugaran ini sendiri dilakukan pada 6 ruangan di dalam istana, yang terdiri dari ruang tamu, ruang keluarga, diorama, kamar tidur utama, ruang makan keluarga, dan ruang pembatas. Waktu pengerajaannya sendiri memakan waktu dari Oktober 2018 hingga Januari 2020 yang terdiri dari masa kajian dan proses pemugaran. Karena proses pemugaran bangunan Cagar Budaya tentunya tak lepas dari beberapa aturan yang perlu diperhatikan agar tidak merusak nilai sejarah dari bangunan itu sendiri.
Pemugaran adalah upaya pengembalian kondisi Fisik Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, dan Struktur Cagar Budaya yang rusak sesuai dengan keaslian bahan, bentuk, tata letak, dan/atau teknik pengerjaan untuk memperpanjang masa usianya
UU Cagar Budaya Nomor 11 tahun 2010 Pasal 1 ayat 28
Komitmen untuk turut serta memelihara warisan budaya Indonesia memang bukan pekerjaan yang bisa dikerjakan oleh satu pihak saja. Kebutuhan untuk saling bergotong royong antar stakeholder, pihak swasta hingga masyarakat tentunya menjadikan proses pemeliharaan sejarah dan budaya menjadi tanggung jawab kita semua. Dan unit usaha Grup APRIL tersebut menyadari peran itu dan ikut andil dalam memelihara warisan sejarah yang ada di tanah Riau.
Keelokan Istana Peraduan Setelah Pemugaran

Setelah mengalami pemugaran yang memakan waktu lebih dari satu tahun, Istana Peraduan menjadi salah satu spot kunjungan wisata sejarah yang sangat menarik. Dan jika dilihat secara keseluruhan, kompleks Istana Siak ini memiliki fungsi bangunan yang berbeda-beda. Dimana Istana Siak yang selama ini kita kenal berfungsi sebagai tempat perjamuan, maupun tempat dimana sultan melakukan pekerjaannya. Sedangkan istana peraduan yang selama ini hanya dikenal sebagai tempat penjualan oleh-oleh ternyata menyimpan sejarah sebagai tempat beristirahat sultan beserta keluarganya.
Lalu apa saja yang menarik dari Istana Peraduan yang sudah dipugar ini? Mari kita telusuri satu persatu jejak sejarah yang dimiliki oleh bangunan ini.
Kamar Peristirahatan Sultan dan Permaisuri
Kamar tempat peristirahatan sultan ini juga kembali dibuat seperti sedia kala, dengan posisi tempat tidur, perabotan yang meskipun merupakan replika, tetapi disesuaikan dengan hasil kajian tim TACB. Tempat tidur atau ranjang kayu ini memiliki empat penyangga kelambu, yang terlihat nyaman sekaligus mewah dan elegan.

Kamar yang ditata sedemikian rupa ini dilengkapi tidak hanya dengan ranjang, tetapi juga seperangkat meja dan kursi yang berada diseberangnya serta cermin dan meja rias yang berada di sisi tempat tidur. Memperkuat nuansa sejarah yang ada di dalam kamar tersebut.
Tulisan Arab dibagian muka bangungan
Selain itu, ada sebuah ornamen menarik yang terletak dimuka bangunan istana ini, yakni tulisan berbahasa arab yang memiliki arti “Hanya Allah yang Maha Penolong”. Menurut Kepala Dinas Pariwisata Siak, tulisan ini cukup otentik karena telah ada pada masa kesultanan hingga saat ini.

Ruang makan yang tertata rapi dengan nuansa masa kesultanan
Beranjak keruangan lainnya kita akan menemui perabotan dan perkakas lainnya yang ditata sedemikian rupa di dalam istana ini. Salah satunya adalah ruang makan. Ruangan yang tidak terlalu besar ini dilengkapi dengan sebuah meja bulat dan kursi kayu yang mengelilinginya, yang menarik adalah posisi ruang makan ini yang dikelilingi dengan jendela, sehingga membuat suasana yang nyaman. Jadi ngebayangin seperti apa sih nuansa makan malam di ruangan ini dulunya ya.

Tidak hanya itu, jika berkunjung ke istana ini sekarang tentunya kita akan merasa seperti dibawa kembali ke masa lalu dimana, masa-masa Kesultanan Siak berdiri. Dan bangunan istana ini tentunya tidak sekedar rumah peristirahatan sultan, tetapi juga saksi bisu perjuangan kemerdekaan dari tanah Riau.
Mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
Dengan adanya pandemi dua tahun belakangan ini, beberapa sektor perekonomian mengalami kemunduran. Salah satunya adalah pariwisata. Tetapi jika dikelola dan direncanakan dengan baik, bidang pariwisata merupakan salah satu bidang yang dapat mendukung pembangunan berkelanjutan.
Tujuan Pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) merupakan serangkaian agenda global yang diinisiasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan disetujui oleh 193 negara untuk menciptakan dunia yang lebih baik dan pada akhirnya dapat mensejahterakan seluruh masyarakat.
Ya, pariwisata memiliki peranan penting dalam mendukung pembangunan berkelanjutan. Memiliki alam dan budaya yang kaya, Indonesia dapat mendukung pembangunan berkelanjutan dengan mengoptimalisasi potensi di dalam negeri dengan tetap menerapkan prinsip yang berkelanjutan dalam menarik wisatawan. Dengan begitu, masyarakat tetap merasakan manfaat ekonomi dari bergeraknya roda perekonomian, sekaligus mampu menjaga kelestarian budaya dan lingkungan dalam jangka panjang.
Hal tersebut sejalan dengan definisi UNWTO, yang menjelaskan bahwa pariwisata berkelanjutan merupakan pariwisata yang benar-benar memperhitungkan dampak ekonomi, sosial dan lingkungan tidak hanya untuk saat ini, tetapi juga untuk masa depan demi memenuhi kebutuhan pengunjung, industri, lingkungan dan masyarakat setempat”.
Bayangkan, berapa banyak kegiatan usaha yang selama ini sangat bergantung dengan pariwisata, mulai dari tour guide, travel agent, usaha kuliner lokal, usaha jasa transportasi, hingga tempat penginapan. Belum lagi, profesi- lainnya yang terlibat secara tidak langsung seperti jasa fotografi, periklanan dan lain sebagainya. Nah, dengan menerapkan praktik pariwisata yang berkelanjutan, semua pihak yang berperan dalam pariwisata dapat menikmati manfaat tidak hanya pada saat ini saja, namun juga untuk jangka panjang.
Maka dari itu, sangat perlu perencanaan dan implementasi yang strategis dalam menerapkan pariwisata yang berkelanjutan. Bagaimana pariwisata tidak hanya mengenai keuntungan ekonomi saja, melainkan juga pemberdayaan aset wisata dan kelestarian lingkungan sehingga dapat terus memberikan nilai tambah untuk masyarakat di masa depan.
Menyikapi ini, keberadaan objek wisata menjadi penting untuk dipelihara, tidak hanya untuk memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat pada saat ini saja namun juga memastikan pariwisata yang berkelanjutan dapat terus dinikmati hingga beberapa puluh tahun kedepan. RAPP sudah menunjukkan komitmen dalam ikut mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan tersebut. Hal ini dapat dilihat dengan kontribusi perusahaan ini di sektor pariwisata daerah, tidak hanya pada pemugaran Istana Peraduan di Siak, tetapi juga pemeliharaan Istana Sayap di Pelalawan, pelaksanaan kegiatan Pacu Jalur di Indragiri, serta bentuk pengelolaan pemeliharaan lingkungan yang sudah dilakukan lainnya.
Lalu apa saja yang bisa kita lakukan untuk mendukung tercapainya Pembangunan Berkelanjutan?
Menyukseskan pembangunan berkelanjutan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau segelintir pihak saja. Tak hanya perusahaan seperti RAPP yang dapat melakukan ini, kita semua juga berperan penting lho! Dibutuhkan kerjasama seluruh individu untuk dapat mendukung hal tersebut menjadi nyata. Beberapa langkah kecil namun dapat berkontribusi nyata bila dilakukan bersama-sama oleh kita semua seperti :
- Berbelanja produk lokal
- Berbelanja produk lokal dapat menyokong usaha ekonomi kecil dan menengah, berkontribusi terhadap ekonomi daerah dan nasional, serta membuka kesempatan lapangan pekerjaan baru untuk sumber daya manusia (SDM) dalam negeri. Tanpa kita sadari, akan lebih banyak masyarakat Indonesia yang lebih sejahtera dengan aksi kita ini sekaligus menggalakkan penggunaan produk dalam negeri yang tengah digalakkan pemerintah!
- Gaya hidup minim sampah
- Kalau jalan-jalan ke tempat wisata, sampah yang dibuang sembarangan adalah hal yang sering kali terlihat. Untuk mendukung pariwisata yang berkelanjutan, gaya hidup minim sampah menjadi salah satu yang bisa kita lakukan untuk menjaga kelestarian tempat wisata sekaligus berkontribusi untuk agenda dunia dalam menciptakan lingkungan yang lebih baik untuk generasi mendatang.
- Giatkan wisata lokal
- Ga perlu jauh-jauh keluar negeri untuk sekadar menikmati pantai atau indahnya air terjun. Dengan kekayaan alam Indonesia, kita bisa berkeliling dan menjelajahi archipelago sampai puas sekaligus memberikan pendapatan untuk pelaku wisata di daerah. Jangan lupa, jalan-jalannya tetap memperhatikan gaya hidup minim sampah ya!
Yuk kita mulai mendukung pariwisata yang berkelanjutan dengan jadi individu yang sadar lingkungan dan punya pola pikir yang berkelanjutan! Sama seperti halnya sejarah, dia tidak akan bisa bertahan tanpa bantuan dari kita masyarakat untuk menceritakan kembali kisah-kisahnya sehingga dapat didengar dan diterapkan untuk kebaikan anak cucu kita di masa mendatang.
